Cara Penulisan Amplop Lamaran Kerja yang Benar dan Disukai HRD

cara penulisan amplop lamaran kerja yang benar
Tahukah Anda bahwa cara penulisan amplop lamaran kerja yang benar dapat memberikan kesan pertama yang kuat kepada perekrut? Penyajian yang rapi dan formal pada amplop lamaran kerja bisa menjadi penentu apakah dokumen Anda akan mendapat perhatian lebih dari HRD.
Meskipun era digital semakin berkembang, penggunaan amplop fisik masih cukup relevan, terutama di sektor pemerintahan, pendidikan, atau industri kerja informal di Indonesia. Amplop lamaran kerja bukan hanya sekedar sampul, namun merupakan wadah yang berisi dokumen-dokumen penting untuk melamar kerja ke suatu perusahaan.
Selain itu, format amplop lamaran kerja yang standar biasanya menggunakan amplop coklat ukuran F4, dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000.
Kami memahami pentingnya tulisan di amplop lamaran kerja yang tepat karena amplop yang rapi, bersih, dan terstruktur dengan baik mencerminkan ketelitian dan keseriusan Anda terhadap posisi yang dilamar.
Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap mulai dari pemilihan amplop yang tepat, cara menulis di amplop lamaran kerja yang benar, hingga tips agar amplop Anda terlihat profesional dan menarik perhatian HRD.
Tujuan dan Fungsi Amplop Lamaran Kerja
Image Source: wikiHow
Amplop lamaran kerja memiliki peran yang jauh lebih penting daripada sekedar pembungkus dokumen. Fungsinya mencakup berbagai aspek mulai dari melindungi dokumen hingga menjadi penentu keseriusan pelamar. Berikut ini tujuan dan fungsi amplop lamaran kerja yang perlu Anda pahami.
Mengapa HRD memperhatikan amplop
Rekruter memperhatikan amplop lamaran karena amplop tersebut mencerminkan profesionalitas dan ketelitian pelamar. Amplop yang rapi, bersih, dan terstruktur dengan baik menunjukkan bahwa pelamar memiliki perhatian terhadap detail dan serius dalam melamar pekerjaan. Format dan tampilan amplop menjadi salah satu indikator awal bagi perekrut untuk menilai calon karyawan, bahkan sebelum membuka isinya.
Faktanya, format amplop lamaran kerja turut diperhatikan oleh recruiter dalam proses screening dokumen awal. Hal ini karena surat lamaran kerja yang terlihat rapi menjadi nilai tambah tersendiri bagi HRD. Apabila amplop lamaran kerja ditulis dengan benar, peluang untuk diterima oleh perusahaan lebih besar.
Amplop lamaran kerja adalah ‘wajah’ pertama yang dilihat perekrut tentang Anda. Oleh karena itu, kerapian dan desain dari map ini harus diperhatikan karena profesionalitas dan seberapa perhatian Anda terhadap detail akan terlihat. Dengan demikian, persepsi yang baik ini akan meningkatkan peluang Anda untuk mendapat panggilan wawancara.
Beberapa alasan lain mengapa HRD memperhatikan amplop lamaran kerja:
1. Kebijakan Perusahaan
Meski teknologi sudah berkembang pesat, beberapa perusahaan masih mengandalkan proses perekrutan offline. Mereka lebih memilih berkas fisik untuk diserahkan langsung karena prosedur internal, preferensi HR, atau keterbatasan fasilitas digital.
2. Penilaian Kedisiplinan
Prosedur penerimaan lamaran secara fisik bisa menjadi cara rekruter untuk melihat kedisiplinan dan kepatuhan pelamar terhadap aturan.
3. Meminimalisir Risiko Teknis
Mengirim lamaran secara fisik dapat menghindari risiko teknis, seperti email yang tidak terkirim, file yang corrupt, atau masalah dalam mengakses dokumen digital.
Peran amplop dalam seleksi awal
Pada tahap seleksi awal, amplop lamaran kerja memainkan peran yang sangat penting. Bagian kanan atas amplop yang ditulis dengan posisi yang Anda lamar beserta jurusan saat kuliah atau sekolah akan membantu HRD mengetahui tujuan dari berkas lamaran yang Anda kirim. Ini akan mempermudah screening kandidat mengingat banyaknya surat lamaran kerja yang diterima.
Selain itu, amplop memiliki fungsi berikut dalam proses seleksi awal:
1. Melindungi Dokumen
Amplop menjaga agar dokumen lamaran, seperti surat pengantar, CV, dan dokumen pendukung lainnya tetap rapi dan terlindungi dari kerusakan.
2. Memberikan Kesan Pertama
Amplop yang rapi dan profesional dapat memberikan kesan positif kepada perekrut sebelum mereka melihat isi dokumen. Kesan pertama sangat penting dalam proses rekrutmen. Amplop yang rapi dan sesuai dapat menciptakan kesan positif. Sebaliknya, amplop yang terlihat sembarangan dapat memberikan gambaran negatif tentang pelamar, bahkan sebelum mereka membaca dokumen di dalamnya.
3. Menunjukkan Keseriusan
Penggunaan amplop yang tepat dan diperhatikan menunjukkan bahwa pelamar menghargai proses rekrutmen dan serius dalam melamar pekerjaan.
4. Memudahkan Pengelolaan Dokumen
Amplop atau map lamaran kerja membuat dokumen fisik lebih mudah diatur dan disimpan oleh rekruter. Amplop yang berisi informasi pengirim dan penerima yang jelas memudahkan perekrut dalam mengidentifikasi dokumen.
5. Mempermudah Penyortiran
Dalam beberapa perusahaan biasanya akan memberikan kode jabatan pada setiap lamaran. Cara ini diberikan agar mempermudah penyortiran pada divisi-divisi tertentu. Kode inilah yang perlu Anda tuliskan pada amplop lamaran.
Dengan memahami tujuan dan fungsi amplop lamaran kerja, Anda dapat mempersiapkan cara penulisan amplop lamaran kerja yang benar dan membuat amplop lamaran yang profesional untuk meningkatkan peluang Anda diterima kerja.
Langkah Awal: Memilih Amplop yang Tepat
Memilih amplop yang tepat merupakan langkah penting dalam persiapan lamaran kerja. Amplop bukan sekadar wadah dokumen, tetapi juga mencerminkan keseriusan dan profesionalisme Anda sebagai pelamar. Berikut panduan lengkap untuk memilih amplop lamaran kerja yang tepat.
1. Ukuran dan warna yang disarankan
Untuk ukuran, sangat dianjurkan menggunakan amplop berukuran folio atau F4 (24 cm x 34,5 cm). Ukuran ini ideal karena dapat menampung semua dokumen lamaran tanpa harus melipatnya terlalu banyak, terutama dokumen seperti portofolio atau surat lamaran kerja tulis tangan. Amplop ukuran F4 memungkinkan penyimpanan dokumen A4 tanpa lipatan yang berlebihan, sehingga dokumen tetap rapi ketika dibuka.
Mengenai warna, pada umumnya disarankan menggunakan warna yang netral dan profesional. Warna cokelat adalah pilihan paling umum dan standar untuk amplop lamaran kerja[92]. Selain cokelat, warna putih atau krem juga bisa menjadi alternatif yang baik. Hindari penggunaan amplop dengan warna mencolok, terang, transparan, atau bermotif kecuali jika perusahaan memberi arahan khusus atau Anda melamar di industri kreatif.
Perlu diingat bahwa pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi kesan pertama rekruter terhadap profesionalisme Anda. Oleh karena itu, pilihlah warna yang formal dan sesuai standar.
2. Jenis amplop yang umum digunakan
Di pasaran, tersedia beberapa jenis amplop yang umum digunakan untuk melamar pekerjaan:
- Amplop cokelat polos – Jenis ini paling banyak digunakan untuk lamaran kerja. Biasanya dilengkapi dengan kancing pengait di bagian belakang untuk memastikan dokumen tidak tercecer. Jenis amplop ini sangat cocok jika Anda menyerahkan lamaran langsung ke perusahaan.
- Amplop dengan hiasan garis merah-biru – Amplop ini memiliki garis merah-biru di tiap sisinya. Jenis ini lebih mudah dikenali dan cocok digunakan jika Anda mengirimkan dokumen melalui pos atau jasa ekspedisi[92].
Kedua jenis amplop ini sama-sama formal dan dapat digunakan untuk melamar kerja. Namun, hindari menggunakan map kertas lain seperti stopmap atau amplop plastik yang tidak sesuai standar perusahaan. Harga amplop lamaran kerja cukup terjangkau, berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000.
3. Kondisi fisik amplop yang harus diperhatikan
Selain jenis dan ukuran, kondisi fisik amplop juga menjadi faktor penting yang mencerminkan keseriusan Anda dalam melamar kerja. Pertama, pastikan amplop yang Anda pilih dalam kondisi bersih, tidak basah, sobek, atau rusak. Amplop yang kotor atau terlipat dapat memberikan kesan negatif tentang kedisiplinan dan kerapian Anda.
Kualitas kertas juga perlu diperhatikan. Gunakan amplop dengan kertas yang lebih tebal dan berkualitas baik. Amplop dengan kertas tebal tidak hanya terlihat lebih profesional, tetapi juga dapat melindungi dokumen di dalamnya dengan lebih baik. Hindari amplop dengan kertas yang terlalu tipis atau mudah sobek.
Selain itu, jika Anda mengirimkan lamaran melalui jasa pengiriman, pilihlah amplop yang cukup kuat untuk melindungi dokumen selama proses pengiriman. Perhatikan juga bahwa amplop yang terlalu kosong atau terlalu penuh bisa memberi kesan yang kurang profesional, sehingga pastikan ukuran amplop sesuai dengan volume dokumen yang akan dimasukkan.
Melalui pemilihan amplop yang tepat, Anda sudah melangkah awal dengan baik untuk membuat format amplop lamaran kerja yang sesuai standar dan meningkatkan peluang lamaran Anda mendapat perhatian dari HRD.
Cara Menulis di Amplop Lamaran Kerja yang Benar
Image Source: Cake
Setelah memilih amplop yang tepat, langkah selanjutnya adalah menulis informasi dengan benar di amplop lamaran kerja. Meskipun tidak ada aturan baku yang mutlak, terdapat format standar yang umumnya diterima oleh HRD dan perusahaan di Indonesia.
1. Penempatan data diri pelamar
Data diri pelamar ditempatkan di pojok kiri atas amplop. Informasi ini harus ditulis dengan lengkap dan jelas, mencakup:
- Nama lengkap (sesuai dengan KTP atau identitas resmi)
- Alamat domisili (jika merasa kurang aman mencantumkan alamat lengkap, cukup tuliskan domisili atau informasi spesifik seperti kecamatan atau kelurahan)
- Kontak aktif (nomor telepon yang bisa dihubungi dan alamat email aktif)
Format penulisannya sebagai berikut: [Nama Lengkap] [Alamat] [No. Telepon] [Email]
Penulisan data diri ini penting agar perusahaan dapat menghubungi atau mengembalikan dokumen jika diperlukan.
2. Penulisan posisi yang dilamar
Posisi yang dilamar ditempatkan di pojok kanan atas amplop. Informasi ini membantu tim HRD mengetahui tujuan dari berkas lamaran yang Anda kirim dan mempermudah proses screening kandidat. Anda juga dapat mencantumkan jurusan saat kuliah jika relevan dengan posisi yang dilamar.
Format penulisannya bisa: Lamaran untuk Posisi: [Nama Posisi] atau Jabatan: [Nama Posisi] Jurusan: [Jurusan] (opsional)
3. Alamat lengkap perusahaan
Alamat perusahaan ditempatkan di pojok kanan bawah amplop. Tuliskan alamat dengan lengkap dan jelas, termasuk:
- Nama penerima (HRD atau rekruter)
- Nama perusahaan
- Alamat lengkap (jalan, nomor bangunan, kota, kode pos)
Saat menuliskan alamat penerima, gunakan “Yth.” sebagai sapaan. Hindari penulisan “Kepada Yth.” secara bersamaan karena tidak sesuai dengan aturan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia). Selain itu, penulisan singkatan PT yang benar adalah tanpa tanda titik setelahnya.
4. Contoh penulisan di amplop lamaran kerja
Berikut contoh penulisan amplop lamaran kerja yang benar:
Kiri Atas: Muhammad Fadil Jalan Raya Nomor 56 Jakarta Selatan 12230 0812-3456-7890 [email protected]
Kanan Atas: Lamaran untuk Posisi: Marketing Executive
Kanan Bawah: Yth. HRD PT Sejahtera Abadi Jalan Merdeka Nomor 123 Jakarta Pusat 10110
Perhatikan, tidak ada standar khusus tentang cara penulisan amplop lamaran kerja. Anda boleh menulisnya dengan tulisan tangan atau diketik di komputer. Namun, pastikan tulisan Anda rapi, jelas, dan mudah dibaca. Gunakan tinta hitam dan periksa kembali seluruh informasi untuk memastikan tidak ada kesalahan penulisan.
Dokumen yang Wajib dan Opsional dalam Amplop
Image Source: Vecteezy
Kelengkapan dokumen dalam amplop lamaran kerja menjadi faktor penentu dalam proses rekrutmen. HRD akan memperhatikan setiap berkas untuk menilai kualifikasi dan keseriusan pelamar. Berikut penjelasan mengenai dokumen yang perlu Anda siapkan.
1. Dokumen wajib: surat lamaran, CV, ijazah
Surat Lamaran Kerja: Dokumen ini berisi keterangan seputar minat, kualifikasi, dan motivasi Anda dalam melamar pekerjaan. Surat lamaran kerja menjadi dokumen utama yang harus selalu ada dalam amplop lamaran kerja. Pastikan surat tersebut tersusun dengan baik dan sesuai dengan format yang diminta oleh perusahaan.
Curriculum Vitae (CV): CV atau daftar riwayat hidup berisi informasi rinci tentang pendidikan, pengalaman kerja, keahlian, dan prestasi Anda. Dokumen ini mencerminkan profil profesional secara lengkap dan tidak boleh terlalu panjang, cukup 1-2 halaman dengan informasi yang jelas.
Fotokopi Ijazah dan Transkrip Nilai: Dokumen ini menjadi bukti formal pendidikan yang telah Anda tempuh. Sebagian besar perusahaan meminta pelamar melampirkan fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang sudah dilegalisir sebagai syarat administrasi. Kedua dokumen ini membuktikan bahwa kualifikasi pendidikan Anda sesuai dengan persyaratan lamaran kerja untuk posisi yang dibutuhkan.
2. Dokumen opsional: SKCK, portofolio, kartu kuning
SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian): Beberapa perusahaan meminta SKCK sebagai syarat lamaran. Dokumen resmi ini diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia yang menyatakan bahwa Anda tidak memiliki catatan kriminal. SKCK memiliki masa berlaku 6 bulan, jadi pastikan dokumen yang Anda lampirkan masih berlaku.
Portofolio: Sangat penting bagi Anda yang melamar di industri kreatif seperti desain, fotografi, atau penulisan. Portofolio merangkum riwayat pekerjaan, pencapaian, dan koleksi karya Anda di bidang tertentu. Bahkan bagi lulusan baru, portofolio bisa berasal dari pengalaman organisasi atau magang.
Kartu Kuning (AK-1): Kartu Tanda Pencari Kerja yang dikeluarkan oleh Dinas Ketenagakerjaan dengan masa berlaku selama 2 tahun. Beberapa perusahaan, terutama instansi pemerintahan atau BUMN, masih mensyaratkan kartu ini.
3. Urutan penyusunan dokumen
Meskipun tidak ada aturan baku, umumnya urutan berkas lamaran kerja yang diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Surat lamaran kerja
- CV atau daftar riwayat hidup
- Fotokopi ijazah dan transkrip nilai
- Identitas diri (jika diminta)
- Pas foto terbaru (jika diminta)
- Sertifikat pendukung yang relevan
- Portofolio (untuk pekerjaan tertentu)
- SKCK
- Kartu Kuning (jika diminta)
Menyusun berkas dengan benar dapat mempermudah rekruter saat memeriksa kelengkapan dokumen Anda satu per satu. Pastikan Anda hanya memberikan berkas yang diminta perusahaan. Sebagai catatan penting, jangan menyertakan data krusial seperti fotocopy KTP, KK, NPWP, atau SIM jika tidak diminta secara khusus untuk melindungi data pribadi Anda dari penyalahgunaan.
Kesalahan Umum dan Tips Profesional
Banyak pelamar kerja tidak menyadari bahwa kesalahan kecil pada amplop lamaran kerja dapat mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan panggilan wawancara. Saat rekruter menerima puluhan atau bahkan ratusan lamaran, amplop yang profesional bisa menjadi pembeda.
1. Kesalahan penulisan dan format
Kesalahan ejaan pada nama perusahaan atau alamat memberi kesan bahwa Anda kurang teliti. Tulisan tangan yang sulit dibaca juga menyulitkan proses penyortiran lamaran. Jika tulisan tangan Anda kurang rapi, lebih baik gunakan label yang dicetak. Selain itu, penggunaan bahasa yang tidak formal atau terlalu santai dapat memberi kesan kurang serius.
Hindari penggunaan singkatan yang tidak umum seperti “utk”, “dr”, atau “tmpt” karena bisa membingungkan penerima. Untuk singkatan yang sudah baku seperti “Yth.” atau “Jl.” masih diperbolehkan. Melupakan kode referensi tertentu yang disebutkan dalam iklan lowongan juga menunjukkan kurangnya perhatian terhadap detail.
2. Amplop terlalu kosong atau terlalu penuh
Amplop lamaran kerja yang terlalu banyak teks atau ukuran teksnya terlalu besar akan terlihat kurang profesional. Sebaliknya, amplop yang terlalu kosong hingga melupakan detail penting seperti alamat lengkap perusahaan atau data diri juga problematik. Ukuran amplop yang terlalu kecil bisa menyebabkan dokumen terlipat, kusut, atau bahkan rusak saat dikirim.
Kesalahan lainnya adalah urutan berkas yang kurang tepat, yang dapat menyulitkan rekruter saat memeriksa kelengkapan dokumen Anda. Pastikan semua berkas yang ada dalam amplop tersusun rapi, tidak kusut atau terlipat.
3. Tips agar amplop terlihat profesional
Untuk membuat amplop lamaran kerja tampak profesional, perhatikan beberapa tips berikut:
- Gunakan tulisan tangan yang rapi dan jelas. Jika tidak yakin dengan hasil tulisan tangan Anda, lebih baik cetak menggunakan komputer.
- Perhatikan tata letak informasi pada amplop dengan memberi jarak yang cukup antara informasi pengirim, penerima, dan keterangan lainnya.
- Gunakan tinta hitam atau biru tua yang tidak mudah luntur untuk memastikan informasi tetap terbaca meskipun terkena air atau kelembaban.
- Hindari penggunaan stiker atau hiasan lain pada amplop yang bisa dianggap tidak profesional.
- Periksa kembali semua informasi sebelum mengirimkan amplop. Jika ada kesalahan, lebih baik ganti dengan amplop baru daripada mengoreksi dengan tip-ex.
Kesimpulan
Pemilihan amplop yang tepat dan cara penulisan amplop lamaran kerja yang benar ternyata memiliki peran penting dalam proses rekrutmen. Meskipun terlihat sederhana, amplop lamaran kerja menjadi cerminan profesionalitas dan keseriusan kita sebagai pelamar. Mulai dari ukuran F4 yang standar hingga penempatan informasi di tempat yang tepat, semua detail berpengaruh pada kesan pertama yang terbentuk di mata HRD.
Ketelitian dalam menyusun dokumen juga sama pentingnya dengan tampilan luar amplop. Pastikan dokumen wajib seperti surat lamaran, CV, dan ijazah tersusun rapi sesuai urutan yang umum digunakan. Dokumen opsional seperti SKCK atau portofolio sebaiknya disertakan hanya jika diminta atau relevan dengan posisi yang dilamar.
Kesalahan-kesalahan kecil pada amplop lamaran kerja perlu kita hindari karena bisa mengurangi peluang mendapatkan panggilan wawancara. Penulisan yang tidak rapi, kesalahan ejaan, atau amplop yang terlalu penuh dengan informasi tidak perlu dapat memberi kesan negatif pada rekruter.
Undoubtedly, amplop lamaran kerja bukanlah sekadar pembungkus dokumen, melainkan representasi diri kita sebagai calon karyawan. Melalui penulisan amplop yang benar, kita menunjukkan sikap profesional, perhatian terhadap detail, dan keseriusan dalam melamar pekerjaan. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk mempersiapkan amplop lamaran kerja dengan sebaik-baiknya.
Setelah memahami semua aspek tentang cara penulisan amplop lamaran kerja yang benar, saatnya Anda menerapkannya pada lamaran kerja berikutnya. Peluang untuk mendapatkan panggilan wawancara akan semakin besar ketika amplop lamaran kerja tampil profesional, rapi, dan sesuai dengan standar yang diharapkan oleh HRD.